Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel. Industri pendukungnya terentang dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya, hingga pelabuhan dan bandara. Kawasan Industri IMIP, merupakan kerjasama antara BintangDelapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Steel Group dari negara Tiongkok.
Tsingshan Holdings Group adalah perusahaan swasta China yang bergerak di industri baja tahan karat dan nikel. Tsingshan Holdings didirikan pada tahun 1988 oleh Xiang Guangda di Wenzhou yang berkantor pusat di Wenzhou, Tiongkok.
Sebelum membangun industri berbasis nikel di Morowali, Tsingshan Group memiliki 3 unit produksi nikel pig iron (npi) dengan kapasitas 2 juta ton dan 3,4 juta ton Stainless Steel. Tsingshan Group merupakan perusahaan terbesar di dunia di bidang pengolahan Nikel dan sudah menguasai teknologi pengolahan yang lengkap dengan teknologi maju dan modern.
Sejak 2018, IMIP menjadi salah satu pemain terbesar di industri nikel Indonesia dengan persentase mencapai 50%. Hal ini menunjukkan perkembangan industri nikel di Tanah Air berubah sangat cepat. PT IMIP telah berinvestasi US$ 10,20 miliar atau sekitar Rp 147 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) hingga 2020.
Selain itu, IMIP memberikan setoran ke negara melalui pajak dan royalti. Sejak 2015 sampai 2020, setoran ke negara ini terus mengalami peningkatan. Hingga Oktober 2021, tercatat sebanyak 44 Ribu karyawan yang bekerja.
Lokasi IMIP berada di dalam wilayah Desa Fatufia, Desa Desa Labota, Dan Keurea, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. Lokasi tersebut merupakan ekosistem hutan dataran rendah yang kondisi vegetasinya relatif masih alami dengan tegakan pepohonan yang relatif masih rapat. (kerangka acuan IMIP)
-
Berdasarkan akta notaris Farahdiba S.H. dengan nomor Akta : 05 tertanggal 10 Mei 2019 pada AHU-0025037.AH.01.02, PT Indonesia Morowali Industrial Park disebutkan sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang bersifat tertutup dengan susunan pengurus dan pemilik PT Indonesia Morowali Industrial Park adalah
-
Halim Mina – Presiden Komisaris
-
MIkhael S.E - Komisaris
-
Xiang Guangtong - Direktur
-
Hamid Mina - Direktur
-
Huang Wei Feng - Direktur
-
Shanghai Decent Investment (Group)
-
PT Bintang Delapan Investama
-
Alexander Barus Direktur
-
Wang Hajjun - Komisaris
-
PT Sulawesi Mining Investment
-
Wu Huadi - Presiden Direktur
Kawasan Industri IMIP, merupakan kerjasama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Steel Group dari negara Tiongkok. Kawasan industri ini berfokus pada pengolahan bijih nikel dan baterai lithium-ion. IMIP Morowali adalah salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia dan menjadi pusat pengembangan industri baterai nasional. IMIP Morowali didirikan pada tahun 2014 dan sejak itu telah menarik banyak investasi dari perusahaan-perusahaan besar dari cina. Awal Pendiriannya luas kawasan IMIP 1.350 hektare, kemudian menjadi 2.000 hektare, nah di tahun 2022 sudah 4.000 hektare sampai sekarang.
Berikut ini perusahaan yang ada dalam kawasan IMIP Morowali:
1. PT. IMIP
2. BDT (PT. Bintang Delapan Terminal)
3. MSS
4. KUPI
5. GCNS (PT. Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry)
6. SMI (PT. Sulawesi Mining Investment)
7. IRNC (PT. Indonesia Ruipu Nickel & Chrome Alloy)
8. ITSS (PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel)
9. TSI (PT. Tsingshan Steel Indonesia)
10. DSI (PT. Dexin Steel Indonesia)
11. HNI (PT. Hengjaya Nickel Industry)
12. RNI (PT. Ranger Nickel Industry)
13. CSI (PT. Cahaya Smelter Indonesia)
14. BSI (PT. Bukit Smelter Indonesia)
15. MPM (PT. Morowali Power Mandiri)
16. LSI (PT. Lestari Smelter Indonesia)
17. HYNC (PT. Huayue Nickel Cobalt)
18. QMB (PT. QMB New Energy Materials)
19. LHMI (PT. Lestari Hua Metal Indonesia)
20. WNI (PT Walsin Nickel Industrial)
21. OSMI (PT Ocean Sky Metal Industry)
22. HMI (PT. Huaneng Metal Industry)
23. QKMI (PT. Qing Kota Metal Indonesia)
24. IPRT (PT. Indonesia Puqing Recycling Technology)
25. MTI (PT. Merdeka Tsingshan Indonesia)
26. QFF (PT. Qing Feng Ferochrome)
27. YWI (PT. Yong Wang Indonesia)
28. ZHN (PT. Zhao Hui Nickel)
29. ZNE (PT. Zhongtsing New Energy)
30. KINRUI
31. RISUN
31. ONI (PT. Oracle Nickel Indonesia)
32. HAI (PT. Huachin Aluminium Indonesia)
33. QSEM (PT. Qing Shui Eco Material)
34. PBI (PT. Plenty Bumi International)
Banjir Bandang di Kawasan Industri Nikel Morowali, Krisis Iklim Makin Mengkhawatirkan
-
Bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan longsor makin sering, seperti pada 25 Mei 2023 terjadi banjir bandang di sekitar kawasan industri nikel di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Lingkungan hidup rusak parah, krisis iklim makin mengkhawatirkan.
-
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah menilai, banjir yang terjadi di sekitar area IMIP dugaan kuat karena bentang alam yang dulu wilayah penyangga berubah menjadi kawasan industri nikel. Catatan Jatam Sulteng, sekitar 16.000 hektar kawasan hutan di Sulteng jadi area izin pertambangan termasuk pertambangan nikel.
-
Data Global Forest Watch menyebut, dari 2002–2021, Sulteng kehilangan 370.000 hektar hutan primer basah, menyumbang 51% dari kehilangan tutupan pohon dalam periode sama. Periode 2001–2021, Sulteng kehilangan 745.000 hektar tutupan pohon, setara penurunan 13% tutupan pohon sejak 2000, dan setara 516 Mt emisi CO₂e.
-
Dalam penelitian Yayasan Auriga Nusantara dan Komisi Pemberantasan Korupsi (2020), ada sekitar 331 izin usaha pertambangan (IUP) dengan luas 1.382.711,43 hektar tersebar di 10 kabupaten/kota di Sulteng. Morowali, menduduki peringkat pertama yang memiliki IUP terbanyak yaitu 112 IUP dengan luas 315.456,10 hektar.